Thursday, January 7, 2010
New Year Full of Hope
HEALTH :
01. Drink plenty of water..
02. Eat breakfast like a king,
lunch like a prince and
dinner like a beggar.
03. Live with the 3 E's--Energy,
Enthusiasm and Empathy.
04. Make time to pray.
05. Play more games.
06. Read more books than you.
did in 2009.
07. Sit in silence for at least 10
minutes each day.
08. Sleep for 7 hours.
09. Take a 10-30 minutes walk
daily. And while you walk,
smile.
PERSONALITY:
10. Don't over do. Keep your
limits.
11. Don't take yourself so.
seriously. No one else does.
12. Don't waste your precious
energy on gossip.
13. Dream more while you are
awake.
14. Envy is a waste of time.
You already have all
you need.
15. Forget issues of the past.
Don't remind your partner
with his/her mistakes of the
past. That will ruin your
present happiness.
16. Life is too short to waste
time hating anyone. Don't
hate others.
17. Make peace with your past
so it won't spoil the present.
18. No one is in charge of your
happiness except you.
19. Smile and laugh more.
20. You don't have to win every
argument,Agree to disagree
SOCIETY:
21. Call your family often.
22. Each day give something
good to others.
23. Forgive everyone for
everything..
24. Spend time w/people over
the age of 70 & under the
age of 6..
25. Try to make at least three
people smile each day.
26. What other people think of
you is none of your
business.
LIFE:
27. Do the right thing!
28. GOD heals everything.
29. However good or bad a
situation is, it will change..
30. No matter how you feel, get
up, dress up and show up.
31. The best is yet to come..
32. When awake in themorning,
thank GOD for it.
33. Your Inner most is always
happy. So, be happy.
Monggo dipun klik: www.jojopaijo.blogspot.com
Saturday, January 2, 2010
Sketsa 6 - Obsesi Vs Obesitas
Friday, January 1, 2010
Sketsa 5 - Satria BaJa
Ini bukan sejenis Superhero impor dari jepang yang kalo mau jadi jagoan bakal teriak, "BERUBAH !!!" … trus motornya warna ijo yang namanya Belalang Kupu Kupu (kalo ini malah jadi lagu anak-anak yah …) … BELALANG TEMPUR. Sama sekali bukan …
Tapi, marilah kita bandingken….. walopun namanya sama – sama SATRIA .. tapi prilaku keduanya bueda-nya kaya BUMI sama PECEREN (aliar selokan … dan saking parahnya .. selokan inipun bukan yang bagian dari bumi … ).
Kalo kata kang DZ, temenku yang aseli tatar pasundan:"Satria Baja Hideung … sipatnya teh membela kebenaran (bukan kebetulan)Satria Baja Hideung … melawan kejahatan … tidak sombong dan rajin menabung ..Kalo Satria Baja mah… sipatnya jumawa dan tidak berprikemanusiaan, maunya menang sendiri, ngambil jatah orang selama untuk kebaikan sendiri, biar cepet asal orang lain susah, ugal- ugalan dan hobby nguras tabungan orang laen"
Nah … kumplitlah pemaparan tentang Satria kita yang satu lagi ini … bener-bener PECEREN to? Alias comberan alias selokan ???
Asal muawal dari pembicaraan sampai memberikan gelar Satria pada sekelompok machluk keji ini … adalah keprihatian kaum urban yang ngantornya di ibukota negri ini – Jakarta. Lha, piye ora prihatin to? Dari hari ke hari … perjalanan dari rumah ke kantor … yang harus ditemput lewat jalan tol … kok nambah terus. Semasa semua mall bikin promo MID NIGHT SALE .. MEGA DISKON .. Super Murah … Potong sana – potong sini … kok ya waktu tempuh via Jalan Tol …. malah terus nambah. Mbok ya kalo mau nambah itu cuman Gaji, insentif, komisi dan bonus to … lha kok waktu tempuh ini yang terus nambah.
Konon kabarnya … jalan tol Jakarta cuman sepi dan penuh diskon .. kalo aku lagi pulang kampung ke negara-ku; Kasultanan Mataram … ngaYogyakarto Hadiningrat. Kata temen-temenku yang punya kampung di tanah Batavia itu … ,
"Jo, lu kalo pulang kampung yang lame sekalian napa? Enak nih …. Kalo elu ama sodare-sodare elu pade pulkam … kote gue lengang, jalanan lancaaarrrr … bersih … kagak polusih!!!"
Lha, kalo sehari-hari … dimana aku dan sedhulur-sedhulurku kumplit di Jakarta … wis ta … POOOLLLL … macetnya jalan tol bener-bener jadi alat yang mantep buat latihan kesabaaaaaarrrraaaaaaannnnn !!! Betis kenceng, pinggang ngilu, mata panas, leher kering karena sering teriak, jantung main kendang sambil liat meteran bensin yang mulai tiris .. sementara perjalanan gak maju-maju.
Dan temen-temenku tercinta … sudah sama-sama kita hadapi, alami dan nikmati to … hal itu ndak pandang waktu … 6 pagi, jam 11 menjelang siang, jam 3 sore, magrib menjelang isa ….. bahkan yang paling dahsyat …. jam stengah 12 maleeeemmm !!! Masih juga nrembet di jalan tol. Bener-bener TOP MERKOTOP.
Kalo dipikir-pikir … ada yang gak kompak dalem kondisi ini. Lha wong namanya Jalan Bebas Hambatan yah? Kok yang senantiasa setia dan always selalu padets dengan ribuan bahkan puluhan ribu mobil yang lalu lalang di jalan tol?!
Apa karena ruas jalannya udah ndak cukup? Apa jalan tolnya harus susun 3 supaya bisa nampung sebegitu buanyaknya mobil yang mengandalken jalan tol sebagai akses utama? Apa karena biaya tolnya yang terlalu murah sampe2 semua mobil tumpah ruah di sini? Apa karena terlalu banyak ini … itu … anu … dan sebagainya dan seterusnya???
Paijo coba – coba mikir sambil memperhatikan jalanan yang dahsyat ini … Pilihan jalur ... kadang jadi alternatip. Jalur 1? Jalur 2? Jalur 3? Jalur Hijau??? Hehehe … di KM berapa, harus di jalur 1 … pindah ke jalur 2 di KM sekian … lumpat ke jalur 3 di sini … balik jalur 1 lagi di sana … catetan dan krepek'an (contekan – red) sudah lengkap dipegang dan diandelkan …. Tetep aja … ndak nolong. Hehehe … nasib-nasib …
Kadang kala … yang paling unik … aku pas lagi ndak keburu-buru, jadi nyupir dengan santeinya di jalur 1 … dengan kecepatan konstan: 40km/jam … lho aneh bin ajaib binti ajabun … aku bisa lebih cepet dari orang – orang yang nyupirnya di jalur 3 … huahahahaha !!! dunia wis muter muter ora karuan. Lha wong jalur 1 itu kan buat kendaraan yang jalannya pelan … jalur 2 untuk yang sedikit lebih cepet dari jalur 1 dan jalur 3 … katanya, "Khusus untuk kendaraan yang akan mendahului kendaraan lain" … huahahaha … sama sekali ndak bener !!! Ada yang lebih dahsyat lagi … jalur yang bukan jalur … alias Bahu Jalan … yang sekiranya disiapken untuk kendaraan yang mogok, gembes ban ato berhenti karena sebab apapun … adalah jalur yang super expresssss !!!
Kebayang to … betapa ironisnya nyupir di jalan tol kita ini … nyupir di jalur "Khusus untuk mendahului" – yang logisnya akan "kenceng" larinya … malah kalah cepet sama mobil mogok ato kempes ban … HUAHAHAHAHA !!!
Naaaahhhh ….kalo kita kembali ke bahasan semula dari jurnal ini … aku mau ngajak temen – temen untuk merepleksiken keadaan ironis ini …. Satria Baja …. rombongan manusia bermental rombeng itu adalah SATRIA BAHU JALAN !!!
Aku sebut Satria .. karena mereka pemberani … berani ngelanggar peraturan, berani ngelawan hokum, berani "makan" jatah orang susah (lha, orang yang mogok di jalan tol …. Bukannya orang yang lagi kesusahan yah?!), berani membahayaken orang lain … yang jelas – jelas lagi brenti karena kondisi darurat ….
Aku pernah denger cerita miris … dari temennya ibuku … 1 keluarga lagi berencana jalan – jalan, trus lewat jalan tol …. tiba – tiba mobilnya ada gangguan tehnis … jadi, yang bapak meminggirkan mobilnya ke bahu jalan. Setelah clingak – clinguk sebentar … untuk memastikan kondisi jalanan di belakangnya, sang bapak turun dari mobilnya … baru sampe di samping spion mobilnya …. tiba – tiba sebuah mobil yang ngebut di bahu jalan, bereaksi kaget … karena ada mobil yang berhenti dan pasang hazard di bahu jalan … sambil mencet klakson dengan jumawanya … sang mobil melesat dengan mepet ke mobil keluarga itu … sayangnya … terlalu mepet … sampe si bapak tergencet di antara mobil penyerempetnya dengan mobilnya sendiri … tak ayal lagi, si bapak yang naas ini … segera berpulang ke Penciptanya … disaksikan oleh seluruh anggota keluarganya ….
Cerita miris ke-dua … suatu subuh … aku berangkat ke bandara Soekarno Hatta numpang taksi biru bergambar burung … taksi andalanku kalo harus berangkat sepagi aplusan maling … (thanks yah BB … sudah membuat hidupku dan orang – orang yang aku cintai … merasa aman … karena perjalanan ke Bandara … kok rada – rada sereum yah?!) ….
Subuh itu, perjalananku lumayan lancar … pak Wage (pengemudi aseli Gunung Kidul yang nyupirin mobilku) mengemudi dengan halus dan santai … kita ngobrol – ngobrol seputar kampung halaman kita, yang masih 1 Kasultanan … ngobrol betapa dia kangen sama keluarganya, bahwa anaknya yang gede sudah siap jadi suster tapi ndak sanggup "nebus" karcis terusan biar keterima di rumah sakit, kalo anaknya yang kecil: "Jimmy" (hueehehehe .. wong gunung kidul ini ternyata penggemar berat James Dean) nuakalnya kaya petasan banting … dan sebagainya dan seterusnya … obrolan kami yang sesekali menitikkan airmata kerinduan pada kampung halaman, tiba – tiba dikagetkan oleh suara raungan mesin … 2 pasang lampu yang nyelorot seterang purnama (ato tukang kue putu) … keliatan samber – samberan … ndak lama kemudian … lewatlah 2 mobil sedan berwarna gelap … dengan suara menggeledek dan kecepatan yang ngungkuli (menandingi – red) Betara Bayu. Taksi yang aku tumpangi sampe goyang – goyang karena diterpa angin yang dibelah oleh 2 mobil edhan itu …LUAR BIASA !!! Pasti orang – orang itu kebelet pu**p, karena kalo takut telat … rasanya ndak yah …lha wong ini masih jam 4 pagi …
Nah, kabar ironisnya … kita dapatin beberapa menit kemudian. Di garis langit yang masih gelap karena matahari masih males – malesan di balik selimut awan – awan-nya yang tebel, terlihat warna kuning oranye yang makin lama makin jelas … makin deket taksiku ke arah cahaya itu … makin panas rasanya AC taksi yang sejak tadi dingin kaya di Batu Raden ini. Pas abis enggokan, kami berdua saksikan suatu pemandangan yang bikin ati miris … satu dari mobil edhan yang tadi menggelegarkan suara halilintar itu, berhenti di belakang sebuah truk tangki air (yang bertugas nyirami bahu jalan) … truk tangki itu dalam keadaan terbalik (rodanya sudah ngadep ke atas …), sementara si mobil sedan hitam itu sekarang berubah warna jadi merah karena api yang membara dengan dahsyatnya sedang melumat ke dua mobil tersebut. Aku dan pak Wage kontan terdiam … kehabisan kata – kata … setelah sampai bandara, aku dapet kabar kalo supir dan kenek dari truk naas itu ndak tertolong jiwanya …
Cerita terakhir … gak setragis 2 cerita terdahulu … tapi tetep aja ironis dan makin bikin aku bingung dengan kebenaran (yang mungkin sudah berubah dari Kebetulan …).
Pagi itu, aku berangkat ke kantor naik mobil … kali ini Paijo bertindak selalu penumpang, supir dan kenek … karena aku lagi nunggu kabar penting dari kantor, henpon-ku, aku taruh di atas dasbor mobil. Sebagai persiapan kalo aku harus terima telfon atau nerima dan njawab SMS, aku sengaja nyupir di jalur 1.
Ndak lama nyupir … henponku bunyi … "tunanit tunanit … " … SMS masuk … karena selalu dididik untuk TIDAK SMS-an sambil nyupir … aku ngambil sikap untuk meminggirkan mobilku sebentar ke bahu jalan. Setelah mobil berhenti di bahu jalan … sampe minggirrrr buanget (ban kiri mobilku sampe nangkring di rerumputan) … aku pasang hazard. Barulah henpon aku ambil dan aku baca SMSnya … belum selesai aku baca … apalagi dijawab … aku denger klakson mobil kuenceeeeennnggg buanget dari arah belakang mobilku … beberapa mobil ngelewatin mobilku sambil maki – maki,
"Guob***, tol**, beg*lu … jangan brenti di bahu jalan !!! Dasar orang kamp*** !!!"
Sumpah mati, aku kaget bukan kepalang … lho, aku ki salah to? Yang bener gimana to?
Saking kagetnya, SMS itu ndak aku bales … trus sambil dengkulku agak – agak gemeter, aku ngelanjutin perjalananku dengan kecepatan super pelan … sambil mikir, letak salahku dimana yah? Apakah aku lebih baik njawab SMS sambil nyupir dan mbahayain pengguna jalan lainnya? NDAK MAU !!!
Apakah orang – orang yang nyupir di bahu jalan itu bener semua? Wis .. 'ra ruh aku … !!! Aku ndak mau ikut – ikutan jadi orang edhan … orang – orang oportunis yang egois.
Dullluuuuu sekali, waktu aku baru belajar nyupir truk sayur … romo-ku penah bilang,
"Le, orang itu bisa dilihat dari cara nyupirnya … kalo nyupirnya tertib, dia tertib di hidupnya … kalo nyupirnya grasah – grusuh … hidupnya juga grasah – grusuh … jadi, jangan bikin malu romo, ben wae mobile dewe rombeng … tapi kowe le nyupir kudhu alus … kudhu tertib … nek kowe tertib karo urusan sing cilik – cilik … Gusti Allah bakal mercayake urusan sing gede – gede. Inget yo le …".
Demikian suara romo selalu mengiang di telingaku … Romoku, Soeratno (Soe = Bagus, Ratno = Intan Permata)… yang namanya seindah nasehatnya dalam hidupku. Nah … sodara – sodara yang masih juga jadi SATRIA BAJA !!! … apakah Romo kalian ndak pernah ngasih tau kalian tentang hal ini? Apakah sekolah kalian ndak pernah ngingetin pentingnya menjunjung tinggi martabat? Apakah kalian sudah lupa, bahwa guru – guru PMP kita (dari SD sampe SMA, ditambah penataran P4 pola 100 jam) selalu mengingatken bahwa kepentingan orang banyak harus diutamakan di atas hak pribadi kita?
Kalo toh emang romo atau mbok kalilan lupa, kalo toh sekolahmu ndak pernah ngajarin, kalo juga suara guru – guru PMPmu itu cuman lewat kuping kiri ke kuping kanan … coba dengarkan Suara Hatimu. Benarkah yang kalian lakukan? Ndak malukah kalian melakukan hal itu? Adakah hak – hak orang lain yang kalian tindas dengan mementingkan perjalanan yang lebih lancar?
Paijo berdoa supaya Gusti Allah tetap memberkati kalian dengan Suara Hati yang bening. Yang akan mengingatkan kalian tentang hak dan kewajiban kita. Buat sodara – sodaraku yang kadang tergoda untuk jadi anggota Satria Baja … plis deh ah … don't do that!!!
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing … rame – rame kita jalani jalan tol kita yang padat merayap ini. Kalo kita sama – sama disiplin … kalo truk ada di jalur 1 … kalo bahu jalan dikembalikan ke orang – orang yang kurang beruntung … kalo pak Polisi yang dengan setia menunggu bahu jalan (supaya ndak ada orang yang nyupir di bahu jalan) ndak selalu diasapi dengan jumawa … kalo kita semua setia di jalur kita masing – masing … Paijo yakin dan percaya, kalo perjalanan kita akan lebih lancar … lebih aman … lebih berkah.
Refleksi perjalanan dan pemikiran hari ini, kembali membawa dan mengingatkan untuk selalu legowo dengan apapun yang kita hadapi di dunia ini. Satri Baja, jangan jadi kebanggan … cepat lambat bukan di jalanan ukuran … yang penting kita sampai di tujuan dengan selamat dan penuh berkah … daripada penuh kutuk (dari orang – orang yang mencerca cara kita nyupir di jalanan).
Seberapa banyak ARTI yang sudah kita torehkan dalam kehidupan kita di dunia … itu yang harus jadi pilihan hidup kita. Jojo Paijo melaporkan untuk Book of Jo.
Monggo dipun klik: http://www.jojopaijo.blogspot.com/
Wednesday, July 22, 2009
Sketsa 4 - Pushyyiiinnngggg!!!
Punya kerja pusing, gak punya kerja lbh pusing.
Punya pacar pusing, gak punya pacar juga pusing.
Punya duit pusing, gak punya duit ampuuunnn pusingnya.
Ternyata pusing itu bukan hasil dari kondisi punya, kepunyaan atopun ke ndak punyaan. Sama sekali bukan je.
Aku inget banget waktu aku baru menyunting nyah Paijo yang pipinya bunder uwer uwer (Hehe.... I lv yu nyah). Waktu itu kita sepakat buat langsung belajar mandiri. Langsung berdiri dengan limbung dengan kaki kita yang masih gemeter dan merinding disko. Langkah pertama adalah dengan "ngambil" rumah mungil (dan luar biasa berumur ...plus teman-teman baru sing ora kethok rupane) di salah satu gang MHT (projek Mohammad Husni Thamrin ala pemda DKI yang bikin jalanan super mini alias gang, jadi lebih rapi dan manusiawi) di kawasan Jakarta Pusat.
Wah, senengnya "main" rumah-rumahan. Belanja ini itu ...sapu, pengki, tempat sampah, tabung gas, kompor dan kawan-kawannya. Sayangnya saat itu kantongku dan nyah Paijo masih lumayan ceper. Hehehe. Jadi kulkas dan mesin cuci masih di vision board. Walhasil, tiap malem nyempetin mampir di depot es buat beli es batu ...nge-recharge cool box yg dipake nyimpen sayur, buah dan minuman. Hehehe. Roso-rosone koyo kemping ning kutho. Seru!
Kalo ya males masak ...karna badan udah remuk lebur abis kerja seharian ...kita tinggal duduk manis di ruang tamu lilipyut sambil buka pintu dan menanti (dgn raut muka kaliren ...aliyas kelaferan) suara – suara godaan, seperti:
"Sssaaatttttuuuueeeee !!!!" à kalo inget tukang sate … aku selalu inget Suzanna (alm.) yang main jadi Sun*** Bol*** .. trus yang jadi pembantu sekaligus asisten setianya … Kong BOKIR … TING!!! Hehehe.
"Kring kring ... Maayyy ... Sssooomaayy"
"Dug dug dug", bukan suara bedug … tapi suara ngebasss dari gedugan (kalo kentongan harusnya suaranya .. Tong Tong Tong !!! dong yah) tanpa teriakan ..yg artinya nasi/mie goreng dug dug ala suroboyo.
Secara yah jarak dari ruang tamu kita cuman se"ludahan" dari jalan … jadi suara-suara itu demikian menggemanya di rumah kita … secara nonton Pelem di Cineplex yang suaranya pake speker Soruuunnn … hehehe.
Bahkan, kita berdua bisa bermain sok cenayang … sebelon tukangnya tereak … kita udah bisa nebak, jenis teriakannya. Darimana? Hehehe … cukup dari wangi yang merebak di seluruh rumah … mantep to?!!!
Nah, mbalek maning ke pembicaraan semula … PUSING? Lah … kalo mau dibawa pusing … yang pasti pusing sedekit nelongso (sedih, susah, gundah gulana …). Baru pindah ke "rumah sendiri", belajar mandiri … sampe-sampe makan aja musti diatur-atur … diatur sesuai jadual perut, jadual pedadangnya juga dan pasti berdasarkan tanggal gajian (semakin deket ke tanggal gajian … maka semangkin sederhanalah hidangannya … hehehe). Tambah lagi … kalo mau pergi-pergi, musti kudu rajin periksa ramalan cuaca (reg spasi ramal spasi badai … kirim ke mbah-mu dukun!!!), karena pas di atas tempat tidur kita … gentengnya sering geser (thanks to segerombolan kucing garong yang suka bener transit di atas rumahku) dan mengakibatken air cucuran genteng, jatuhnya ke kasurku juga. Hehehe. Walhasil … kasur harus dipasang dengan gaya standing dulu !!! Trus pas di posisi yang mana daripada biasanya sang air akan mampir, kita pasangi ember. Huahahaha … sekali peristiwa, embernya abis dipake ngerendem seragam sepak bola-ku (yang duhay kecutnya …). Pas pulang dari jalan-jalan (dan kok ya pas ujan gede …), rumah kita semerbak dengan parfum au de celeque. Hehehehe … manteeeeppppp !!!!
Lha? Apa ya bikin pusing?
Sebenernya dan sejujurnya … memang pusing dan sedih… pada waktu itu. Tapi kalo sekarang diceritain, aku malah bisa ketawa-ketawa mbayangke masa lalu yang sedemikian indahnya itu. Aku lebih kasian sama temen-temenku yang ndak pernah punya cerita lucu bin dodol semacem itu. Modal buat cerita lucu ke anak cucu yang penuh makna kehidupan jadi beda versinya, to?
Sketsa Pusing berikutnya … menginget pager rumah kita cuman berjarak 4 jengkal dari dinding rumah … dan rumah mungkin ini ndak punya tempat sampah permanent, akhirnya kita masang tempat sampang dari wadah bekas sayur yang bahan dasarnya anyaman bambu kasar.
Tapi kok ya tukang sampahnya itu sedemikian rajinnya yah … waktu ngangkut sampah, tempat sampahku (yang memang mungkin sangat menyerupai sampah) sekalian diangkat!!! Huahahahaha. Matengmu kapan!!! Belajar dari peristiwa ini, kita jadi ati-ati … lha, yang jelek aja diangkut … gimana kalo tempat sampahnya kebagusan??!! Hehehe.
Walhasil, sampah dikantongi pake kresek trus digantung di pager … walah, lebih dahsyat lagi … setelah kerajinan ngangkut sampah sama tempatnya … sang Sanitary Engineer mangkir dan gak ngambil sampah hampir seminggu. Halahhhhh!!! Gang MHT kita yang tercinta itu semerbak dengan aroma asem dari kuah sampah … dan rame dengan illegal alien yang kecil, hitam dan bersayap … Fly Brothers aliyas lalettt …. Yeeekkkk!!! Gimana? Makin mantep??? Hehehe.
Tapi semua hal indah pada saatnya … karena pak insiyuuuurrr persampahan ngambek … tiap pagi kita akan nenteng sampah yang dibungkus dengan lebih rapi untuk dibawa pergi. Sambil berangkat kantor, di"uncalkanlah" (dilemparken) ke tong sampah RT/RW tetangga yang Pak Sampahnya masih setia menjemput paket sisa rumah tangga itu. BERESSS!!! Gitu aja kok repot??!!! Hehehe. Lha, ternyata pusingnya bisa berkurang tu …
Skenario pusing berikutnya (kalo di"slice and dice" dan ditayangken jadi sinetron … mungkin akan berjaban dengan Tersanjung … yang bisa sampe season 34 itu … hehehe) …
Aku inget waktu itu pulang kantor ... Jam 9 malem dari kantorku tersayang ... Secara yah, Paijo belum mengecap the luxury of mobil pribadi buat ngantor tiap hari, maka jam segitu itu ...aku dengan setia mejeng di halte bus sebrang kantor untuk nunnggu jemputan massal-ku. Waktu busrobak itu dateng ...aku dengan gegap gempita menyerbu ke arah pintu. Lha kok ya ternyata orang kantoran yang nge-lembur tuh banyak juga yah ... Jam 10 malem bus-nya kuebeeekkkk (fenuuhhh) buanget. Tanpa pilihan, aku meng-extend jam berdiriku untuk menuju mi casa di gang senggol tercinta.
Belom genep 5 menit, jidatku mumbul karena di"cium" gitar pengamen ... Hehehe. Assseeeemmm tenan! Lha lucunya lagi ... Belum genep menit kaping doso (ke sapuluah), ujan gledek mengganyang jalanan kota Jakarta tercinta ini.
Bayangken sodara-sodara....bus patas ac yg fenuh dengan udara kaleng yg sepoi sepoi gak dingin, musti dibekep lebih ketat lagi karena ujan di luar begitu dahsyat!!!! Eta aroma baju gak kering campur keringet campur debu campur minyak wangi, PPO, rheumason dan gorengan ....mbluleg jadi satu!!!! Mantttaaaapppp!!!!! Huahahahha.
Pada saat itu, Paijo rasanya kepengen naik darah ..."Hidup gak adiiiilllll!" .... Bibirku kriting mrengut, jidatku nyut-nyutan saking sebelnya ....saat aku lagi asik2nya bersumpah serapah dalem hatiku yang berantakan ini ...aku ndenger ada suara halus seorang ibu yang ngomong ke anak laki-lakinya ....
"Wah, untung ya mas.... Kita udah tinggal berdiri di dalem sini. Coba kami liat tuh ....kasian yah orang-orang yang masih nunggu bis itu", seraya nunjuk sekelompok penanti bis kota yang lagi uwel-uwelan di halte yang jauh dari layak ...mencoba bertahan sekering mungkin sambil manjang-manjangin leher untuk "browsing" nomer bis yang akan datang menjemput mereka ....
Mak nyyyeeesssss ....tiba-tiba hatiku serasa disiram air sejuk dari mata air pegunungan!!!
Temen-temenku terkasih ...aku tiba-tiba diajak, diajar, di-ingatken untuk melakukan sesuatu yang luar biasa sederhana ....walaupun luar biasa menantangnya!
Bersyukur di saat "susah" .... Ada 2 hal yang menghenyakkan aku:
1. Bersyukur di saat menang lotre, di-promosi, pacar nerima "tembakan" ...dan skenario indah lainnya itu memang jaaauuuuuhhhhh lebih gampang. Karena hati kita lagi sumringah ...dan apa yang jadi ekspektasi kita matching sama kenyataan. Di saat seperti ini ...mengucapken Puji Syukur pada kawelasan Gusti Allah jadi ringan rasanya. TAPI ....pada saat harapan kita gak sesuei dengan apa yang kita harus hadapi? Piye? Gampang kah? Jujur ...jawaban spontanku ..."Lha wong lagi susah je ..... Nanti kalo sudah enak...aku pasti ngucap!".
Lha, saat aku "di-inget-ke" oleh si ibu itu, aku sadar akan suatu hal, sesusah-susahnya kita (ato apa yang jadi perasaan kita)....masih ada yang lebih susah dari kita to?! Saat itu juga Paijo seperti digampar .... Digampar oleh kenikmatan yang namanya "berserah"! Ternyata, bersyukur pada saat kita merasa ndak nyaman itu ...intensitasnya sanggup meluberkan lautan hati kita. Indah ...polllll!
2. Susah, seneng, untung, buntung ....yang akan berujung pada skenario "pusing" kita masing-masing ...bener-bener ndak relevan pada waktunya. Tapi pada saat yang tepat ...semua terkesan indah dan bermakna.
Pertanyaannya, apakah kita cukup berani untuk menghadapi kondisi apapun yang ada di hadapan kita dengan legowo?! Karena, Paijo merasa dan percaya bahwa akan ada perbedaan yang signipikan pada hasil ahkhirnya.
Saat kita berani menghadapi suatu kondisi yang ndak enak buat kiat ...dan tetep mencoba "tersenyum" dalam melaluinya... Pada saat badai serupa dateng, kita sudah persis tau ...harus mengambil sikap bathin dan langkah yang akan memperkaya khazanah elmu hidup kita...bikin kita tetep sanggup mengembangkan senyum di saat pait (dan hati mengucap Syukur yang tulus tentunya). Kita akan jadi orang yang "kaya"!
Walhasil bin kesimpulan hati Paijo; pusing itu aseli-ne buah karya dan pikir kita sendiri. Apapun kejadiannya, selalu masih ada pilihan. Mau tenggelam dalam pusing atau mau mendayung dan menjauhi pusaran pusing itu sendiri.
Masih Pusing? Hehehe ...
Smoga buah pemikiran ceplas ceplos ini - yang kadang-kadang cenderung edhan ini ... bisa memberikan makna bagi siapapun yang membacanya ... bahkan untuk aku sendiri ... setiap kali
aku mbaca jurnal lelaki jogja ini.
Refleksi perjalanan dan pemikiran hari ini, kembali ingin mengajak dan mengingatkan kita-kita semua untuk selalu legowo dengan apapun yang kita
hadapi di dunia ini ... Dan seberapa banyak ARTI yang sudah kita
torehkan dalam kehidupan kita di dunia ini. Jojo Paijo melaporkan untuk
Book of Jo.
Monggo dipun klik: http://www.jojopaijo.blogspot.com/
Thursday, July 9, 2009
Sketsa 3 - Kucing Kurus Mandi di Papan
1. Subyeknya si kucing yang diberi keterangan "kurus" ... Artinya ini adalah Subyek yang menderita (bukannya Subyek Penderita)...secara kurus!!! Hahaha ...
2. Kata kerjanya Mandi ...walaupun mandi gak bisa disebut kerja ...kecuali kalo "memandiken" ...nah ini baru kerja. Apalagi mandiin anak yang bedigasan (gak bisa diem - red), ini kerja keras sekaligus makan ...makan perasaan. Hehehe.
3. Di Papan ...kata keterangan tempat ...walaupun, papan sama sekali bukan tempat. Tapi nyata-nyata kita bisa ngerti kalo si papan itu saat ini nyang dimas'ud adalah sebagei tempat.
Nah, walopun kalimatnya kalo ditela'ah dengan tata bahasa sok tau a'la Paijo (yang baru lancar bahasa indonesia 3 taun terakhir ini) kayanya kok modho-modho aneh yah... Tapi yang lebih aneh lagi, kekuatan dari sekelompok kata ini ... Untuk orang-orang dari generasi tertentu ...begitu akrab.
Buat aku ...begitu denger kalimat ini, kontan inget muka Mas Kasino yg nyanyiin lagu ini dengan penari latar berkostum timur tengah tapi dengan logat Cilacapan yang kentel. Hehehe ...
Kalo gak pernah liat, sabar yah ...tunggu aja Lebarab depan. Biasanya kita akan dijejelin sama filem warkop DKI dari Dongkrak Antik sampe judul terakhir yang aku juga gak inget judulnya apa ...tapi inget sama kostum figurannya ... Hallaaaahhhh. Less is more!!! Trus ditonton sama anak-anak … yang repot bapak ibunya mencoba njelasin kalo itu sebetulnya gak membumi … gak real .. hehehe. Modharo kono!!!
Tapi sebenernya bukan ini yang jadi kembangan pikiran Paijo di awal tulisan ini. Si laki laki Jogja ini kepengen iseng iseng ngulitin statement "kurus" dan korelasinya dengan istilah "susah ...ato mlarat ...ato mblangsak!!!".
Pertanyaan pertama yang parkir di kepalaku adalah ..."Apa iya ...kurus itu artinya susah?!!!". Secara yah .. Paijo itu beratnya di kisaran 95 sampe 105!!! Jadi jelas2 gak pernah kurus. Tapi ...apa ya artinya aku gak pernah susah yah? Ammmiiiiinnnn!!!!
Trus, kalo toh kurus itu identik dengan susyah ...kenapa juga sekelompok orang mati2an diet supaya kurus kering dan nampak lebih "trendy" by their standard. Hehe.
Terus laggiiiii ….Kalo toh kurus itu sama dengan kantong cekak ...kenapa juga ABG ABG overweight berlomba "ndodosin alias ngempesin" kantong bapak ibunya buat beli obat pelangsing, alat sit up, stagen pake getar plus listrik ...yang dijual sama iklan TV dengan gencarnya?! Yang harganya bener-bener bikin kantong bapak ibunya "kurus bin kempes". Pedehel.... Nantinya benda2 itu cuman akan jadi penghuni lemari ajah. Boro-boro bikin kurus!!! Hehehe.
Gak heran ...benda2 gini akan terus laris sepanjang jaman. Karena kekurusan … ato setidaknya menjadi "nampak" atau "berasa" kurus … tetep jadi idaman sebagian penduduk bumi yang juga penikmat acara iklan telepisi.
Belum lagi fenomena tempat pitnes yang maha dahsyat!!! Jutaan rupiah ...buat jadi anggota. Dapet kartu anggota yang keren punya. Dapet kaos, anduk dan ransel...kereeennnn.
Tapi ke pitnesnya cuman 1 kali sebulan ...jadi kalo harga iuran taunannya 6 juta aja ... Sekali dateng sama dengan 500ribu ... dong yah? Hehehe. Kalo aku yang punya pitnes … kalo anggotanya bayar 500 ribu sekali dateng … jangankan kaos, ransel dan anduk … 'tak tambah pijet refleksi sekalian potong rambut gratissss … hehehe.
Lah … lucunya ...cuman dengan make baju yang pake lebel tempat pitnes tertentu itu ...beberapa orang (biasanya laki-laki) udah merasa bulu keleknya njegrak (atawa berdiri dengan kaku) sehingga ndak bisa rapet (hehehe ... Apa ya latisimus dorsi itu tumbuh cuman dengan ganti baju?!) atopun ...tiba-tiba meliak meliuk bergaya pragawati yang kurus mekingking ...hehehe.
Unik memang yah ...bageimana sepotong kaos dengan logo anu ...bisa merubah pikiran seseorang. Dahsyyyaaaatttt.
Nah ...kalo memang kurus itu identik dengan sussaaahhhh ... Kok ya banyak orang yang becita-cita jadi orang "susah" yah? Mantep to? Berani keluar duit banyak ..waktu ..air mata ...keringet dan daki ...buat jadi "susah". Hehehe.
Mungkin ini sekedar pikiran nakalku aja. Tapi kalo aku sih gak bercita-cita susah yah. Hehehe. Aku tau ...orang-orang akan bilang bukan kurusnya yang di cari tapi sehatnya. Hehehe. Aku setuju kok ...tapi tenaneeee ....aku sih harus jujur sama diriku sendiri. Semua yang di atas itu udah pernah kejadian sama aku. Ngejar sehatnya? Gak janji deh ... Aku kepengen kurusan supaya bisa punya banyak pilihan baju. Biar lebih gampang cari ukuran celana jeans yang trendy. Biar kaos obralan di FO lebih muat sama badanku yang agak gak manusiawi. Heheh. Aku pengen kurusss ... Lha, kok ternyata yo angel buanget to? Hehehe. Jadi ... Aku menyerah untuk jadi orang yang mencoba "susah".
Lucunya ...waktu aku gak bercita-cita mengejar "susah" look ini, malah bobot badanku melorot 13 kilo. Walhasil... Ini adalah posisi berat badanku yang paling rendah selama 15 taun terakhir. Hehehe. Paijo kok 2 digit!!!
Prestasikah ini? Hehehe. Banyak temenku yang bilang mukaku cekung, kantong mataku dalem, celanaku kedodoran. Luar biasa ...untuk pertama kalinya aku terpaksa motong iket pinggang karena kegedhen (kegedean bin kepanjangan). Hehehe.
Pertanyaan sekaligus pernyataan yang paling banyak terlontar,"Jo, kok kuru banget to?! Ono opo?" .... Lha tenan to ... Kurus masih konsisten berkonotasi susssaaaahhhh. Hehehe.
Lha lanjutan komennya lebih mantep lagi (walo kontradiktis dengan paradigma kurus = susah),"Wah, sukses nih ... Gimana caranya? Diet yah? Fitnes to? Bagi resepnya dong?!" ... Huahahahha ...
Terbukti juga, banyak juga temenku yang mengejar the "susah" look!!! Padahal .....beneran, aku ndak ngapa2in. Makan ya kayak biasa, tidur masih banyak sebagaimana harapanku, jajan masih sak enak'e wetengku ... Ngopi tetep kentel dan legiiii. Ndak ada yang sepesial ...kecuali "santapan" perasaan yang uyeg-uyeg-an (badai Katrina di hatiku … hehehe). Antara kerjaan tambahan, target munjul, budget "menantang", temen-temen lengser dan sebageinya dan sebageinya.
Aku coba ndak terlalu mikirin semua ini sih. Gak mikirin kalo aku jadi kurus … gak juga terlalu tak pikirin (dengan keterlaluan), semua tantangan (kata orang Sales … bilang kata masalah itu haram … negative thinking … dan aku setuju dengan itu) di depan mataku… Yang aku lakuken sekarang ini adalah Hadapi, Hayati, Nikmati … Syukuri.
Hadapi … mau gimana lagi. Lha wong ada di depan mata … mau kita menghindar ke kanan – ke kiri sekalipun, itu cuman menunda mbludagnya kerjaan to?! Jadi ya hadapi aja .. melakuken apa yang terbaik yang bisa aku lakuken: buat Team-ku, buat perusahaan dan buat aku (dan keluargaku). Kadang harus kencenggg … harus "brantem", tapi semua itu kan dalam kapasitas propesonal to?!
Hayati … sambil duduk tepekur, ditemenin sama secangkir kopi TelGiNas (Kentel, Legi, Panas) … mencoba meresapi, apa arti semua hal yang harus aku hadapi, semua langkah yang sudah dan harus aku ambil … Apakah itu semua yang terbaik? Apakah ada perasaan orang yang terkorbankan dengan langkahku, sikapku, perkataanku? Apa yang bisa aku pakai sebagai bekal di masa yang akan dateng … dan seterusnya dan seterusnya. Kadang-kadang, dalem posisi menghayati ini … temen ngobrol (asal jangan jadi ajang curhat colongan … apalagi gosipeun doang) akan sanget membantu … untuk "mengeluarken" kita dari ego kita. Lha kalo kita tipe yang "my way or no way" … mungkin gak perlu refleksi juga … lha wong kita merasa kita yang paling bener je … tapi aku rasa sebagian besar orang gak gitu kok. Jadi, suara hati temen-temen kita (yang bener-bener temen, bisa bilang enggak … bisa bilang kalo kita salah … bukan cuman manggut-manggut asal bisa seneng ajah… ta tooohhh???!!!)
Nikmati … apapun pelajaran atopun pembelajaran yang aku terima .. tak mat-mat'ke .. aku nikmati sedalem mungkin. Kadang perih, kadang pedes … gak jarang juga manis dan bikin kita bangga. Prinsipnya, sing wis yo wis (yang udah terjadi biarkan terjadi) … yang penting, kita siap menghadapi yang serupa di masa depan … dengan sebaek-baeknya (termasuk sebaek-baeknya menata hati untuk managing expectation). Hidup ini indah … La vite E Bella!!! Nikmati … Enjoy ajah!!!
Syukuri … langkah komtemplatif sebagai penghujung hari adalah mensyukuri apapun yang aku alami … "Terima Kasih Tuhan … atas segalanya … semua rencanamu … indah pada waktunya … hanya yang terbaik yang Engkau berikan dalam hidupmu. Amin". Ada seorang sahabat yang share pemikirannya yang indah sekali buat aku …
"Jo … bersyukur itu gak harus duduk diem lalu komat kamit berdoa di pojok ruangan … apalagi di tengah pasar sambil teriak teriak … mengko kowe dikira bakul obat kurap. Syukur itu kapan saja, dimana saja, atas apa saja …".
Luar biasa … kalimat ini demikian membekas dalam hatiku … jadi sekarang aku bener-bener belajaaarrr untuk melakukan itu semua … dan sepenuh hati. Karena gak jarang kita mengucap terima kasih kepada temen kita sekalipun … cuman sekedar karena terdengar enak. Mean it … then it will count.
Nah, temen-temenku … termasuk diriku sendiri (karena aku terus mencoba untuk jadi Sahabat Terdekat buat diriku sendiri) … Kurus = susah = gemuk = makmur = keringet = marah = peniti = pragawati = tongseng kambing Jono Jogja …semua sama aja ..gak penting artinya apa … menurut orang laen apa.
Yang penting … apa yang jadi persepsi kita … yang menjadi kenikmatan kita dan gimana semua itu bisa bikin diri kita naek setingkat .. dari waktu ke waktu. Untuk jadi orang yang lebih baik .. lebih berarti buat lingkungan kita.
Refleksi perjalanan dan pemikiran hari ini, kembali membawa dan mengingatkan untuk selalu legowo dengan apapun yang kita hadapi di dunia ini.
Kucing Kurus Mandi di Papan … ya biarin aja deh … asal bersih dan gak bikin Toxo… Seberapa banyak ARTI yang sudah kita torehkan dalam kehidupan kita di dunia … itu yang harus jadi pilihan hidup kita. Jojo Paijo melaporkan untuk Book of Jo.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Wednesday, July 8, 2009
Sketsa 2 - Momento Mori
Memento mori is a Latin phrase meaning "Remember you shall die". It
names a genre of artistic creations that vary widely from one another,
but which all share the same purpose, which is to remind people of their own mortality - wikipedia
Aku pernah baca cerita pendek tentang Sir Alfred Nobel yang dapat visi
tentang kematiannya. Di visi itu, dia mendapati bahwa kematiannya
dikomentarin dengan dahsyatnya. Tapi sebagian besar justru komentar
miring ... Betapa dia dilabel sebagei manusia penghancur. Pembunuh
massal. Jagal modern dan sebagainya. Semua itu karena temuan dan
industri dinamit-nya.
Weleh-weleh.... Lha wong pasti diawal penciptaannya itu, kan dia mau
menyumbangken sesuatu yang baek to? Memudahken penambangan batu bara,
mempercepet pembongkaran bangunan reyot yang jelas jelas cuman bakal
jadi sarang penyamun (yang pastinya bukan dari era Ali Baba) dan laen
sebageinya. Ya toh? Lha apa bedannya sama penemuan pisau ... Bisa buat
alat bantu masak sekaligus alat bantu pelaku mutilasi. Jarum ...buat
njait, sekaligus sarana para junkies buat teler (moga moga cepet sadar
atopun cepet pindah alam). Lha wong benda sekecil peniti aja bisa jadi
nbantu banget dalam kasus dedel-nya (sobek sedikit) celana kantor atopun
di"pindahkan" ke dalem perut oleh para dukun santet. Nah, jelas bukan
karena benda yang diciptakan to? Tapi tergantung dari ...benda itu
dipake buat apa?!
Tapi sebenernya aku buka mau terlalu jauh mikirin Nobel, piso, peniti
bahkan dukun santet. Yang cukup menghentak waktu aku baca cerita tentang
Sir Alfred Nobel adalah fakta bahwa gak semua orang punya kesempatan
buat dapet visi tentang hari setelah kematiannya. Sebenernya sih kita
bisa bilang ...
"Ah, kumaha enke kemawon lah" ..lha ngapain dipikirin. Kan kitanya juga
udah gak bisa protes lagi.
Betul sekali Jo!!! Gak salah sama sekali. Tapi, coba kita puter sedikit
persepsinya... Cara pandangnya.... Kacamatanya... Sepatunya... Hidup
kita memang tanggung jawab kita. Betul sekali. Tapi Jo ... Yang namanya
tanggung jawab teh nggak brenti sampe ego kita kan? Orang tua, istri,
anak, sodara, lingkungan...masakarat kan juga jadi porsi tanggung jawab
kita? Bentul?
Nah kalo gitu setuju dong yah ...mikirin apa jadinya dengan "kita"
...image kita, citra kita ... Even stelah kita "berpulang" masih harus
jadi persiapan kita. Aku cuman kebayang anak-anakku, yang jelas2 potensi
masa depannya lebih panjang dari umurku...
Setelah aku jadi bagian pupuk yang bikin taneman subur sekalipun, secara
teori mereka masih punya waktu 30-40 taun untuk dimaksimalken. Apa
jadinya kalo bapaknya (amit-amit jabang disko!!!) ini buajingan
teladan... Sampe sampe mereka harus hidup dalem naungan lebel
Badjingan... For the rest of their precious life? Aku gak mau! Aku gak
rela! Mereka harus bisa punya kehidupan yang lebih baik dari si Paijo
ini. Mangka dari itu si Paijo ini harus mencoba sekuat kuatnya untuk
jadi orang bener.
Ada cara pandang dari sisi lain yang bisa jadi perspektip alternatip...
orang tua - orang tua kita, biasanya menghubungkan juga Jumlah Orang
yang datang ke acara penghormatan terakhir ato yang melayat ke rumah
duka seseorang ato juga yang mengantarkan sampai ke peristirahatan yang
"moga-moga" terakhir ... karena gak jarang di kota-kota besar ...
"mantan orang" yang sudah gak bisa protes ... terpaksa pindah dari
Sasana Perlaya-nya karena urusan Kompleks mentereng, apartemen mewah
bahkan kantor Instansi (hehehe ... ironis) ... kembali ke pembicaraan
semula ... kalo yang dateng makin banyak ... KATANYAAA ... orang itu
pada masa hidupnya... bener-bener menyentuh banyak hati dan jiwa.
Sehingga banyak juga yang berduka dengan kepulangannya. Well .. ketewel,
moga-moga bukan karena berharap bisa bertemu dengan achli waris (kalo
toh masih ada yang diwariskan .. ato malah dari wasir ... karena yang
diwariskan malah bencana...) untuk "menyelesaikan" beberapa urusan yang
belum terselesaiken dengan almarhum.
Jadiii ... kalo Paijo mencoba menerawang ... ternyata urusan mati juga
sekompleks bagaimana kita menjalani hidup itu sendiri. Yang bener-bener
jawara adalah orang yang berani hidup (dengan sebaik-baiknya ... dengan
maksimal ... dan meninggalkan kesan pada hidup, hati dan jiwa orang
lain) daripada sekedar Manungsa Jumawa (gak pandang gede-kecil, sangar
atopun kalem) yang tepuk dada dan bilang "Saya Berani Mati!!!".
Paijo kembali mencoba nerawang ... Momento Mori ... frase 2 kata ini
ternyata dalem sekali maknanya. Sir Alfred Nobel kontan banting setir
... dari industri dinamitnya. Bahkan sempe sekarang .. yayasan dana
abadinya, terus ngasih penghargaan untuk individu dan institusi yang
jelas-jelas bisa memberikan sumbangsih yang signifikan untuk perdamaian
dunia atopun meningkatkan nilai hidup manusia.
PERTANYAANNYA ... Paijo bukan Sir Alfred Nobel ... apa yang bisa aku
lakukan? Aku bisa mimpi besar ... kadang-kadang orang menunda kebaikan,
perubahan ke arah perbaikan, kebahagian dan lain sebagainya dengan
alasan super klasik, "Ntar aja lah ... gue jadi orang baiknya ... nolong
orangnya ... bahagianya ... sayang sama keluarganya ... KALO UDAH PUNYA
DUIT BANYAK!" ... ada solusi sederhana buat Paijo yang notabene orang
sederhana (walaupun otaknya Paijo jelas-jelas bin terang-terangan sama
sekali dan jawuuuuh dari sederhana ... hehe! Suka njelimetin idup
sendiri...):
Paijo harus belajar dan terus berusaha untuk jadi menungso yang berguna
... menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari sikap sombong ("Kesombongan
adalah hal yang terdekat dengan dosa", gitu kata mbak kakung-ku) ...
punya inisiatif untuk memberikan nilai positif ke lingkungannya, no
matter how simple kelihatannya ... "Senyum duluan kan gak susah yah?",
seru guru Biologi SMA-ku yang mirip Elpis Preslih ...
Mau terus menerus menempa diri untuk jadi orang yang lebih baik ...
"Sing waras ngalah" ... mungkin itu frase favoritku ... untuk mencoba
menekan emosi dan managing expectation ... bukan artinya kita harus
terus menerus mengalah ... apalagi untuk selalu jadi pihak yang kalah.
Salah sakali ... ndak begitu. Tapi ... pada saat emosi kita gak meledak
ledak, pikiran kita lebih tenang ... sehingga tutur kata kita, jalur
pemikiran kita ... tetep pada alur yang kita harapken. Gak tiba-tiba
salah ngomong yang akibatnya fatal ... apalagi kalo kesemuanya itu jadi
Lebel pribadi kita ... for the rest of our life ... apalagi "selama nama
kita dikenang" ... kita tahan diri, kontrol emosi ... untuk mengambil
langkah terbaik yang bisa kita ambil.
Sambil masih terngiang-ngiang (dalem kepala) akan buanyaknya alternatip
plot untuk refleksi ini, aku duduk (sesekali) nyender dan ngelus perutku
yang cenderung cembung ... banyaknya PR yang harus aku lakuken ...
dengan mengingat 2 frase yang dahsyat itu... Momento Mori.
Smoga buah pemikiran ceplas ceplos ini ... bisa memberikan makna bagi
siapapun yang membacanya ... bahkan untuk aku sendiri ... setiap kali
aku mbaca jurnal lelaki jogja ini.
Era gombalisasi ... ternyata plot-mu tetep di alurnya ... yang sama
sekali gak gombal. Refleksi perjalanan dan pemikiran hari ini, kembali
membawa dan mengingatkan untuk selalu legowo dengan apapun yang kita
hadapi di dunia ini ... Dan seberaapa banyak ARTI yang sudah kita
torehkan dalam kehidupan kita di dunia ini. Jojo Paijo melaporkan untuk
Book of Jo.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Saturday, July 4, 2009
Pagi ini ... Seperi standarnya hari senin, aku berangkat much earlier sebagei antisisapi macetnya kota jakartaku yang tercinta ini.
Tapi ternyata gak seburuk dugaanku, jalannya agak-agak lancar. Jemputanku nongol jam 6.50wib, lalu mak ndleseeerrrr. Jam 7.10 aku sudah beeanjangsana di cafe (alias warkop) Sehati di belakang kantorku.
Perjalanan yang nyaris tanpa kesan karena di 80% perjalanan, aku menulikan perhatianku dengan menjejalken earphone di kupingku. Nyaris? Iya... Lha wong dalem perjalanan aku dapet kabar kalo temenku sakit sampe mau dibawa ke rumah sakit je. Sakno men koncoku ... Tapi sebenernya sambil mikir, "walah, pasti kantor di wing-ku soyo sepi". Ternyata dibalik bersimpati sama temen kita, masih tetep ada muatan politiknya. Hehehe.
Di kantor ... Seperi udah diduga, suasana sedemikian lengangnya. Senen, liburan anak sekolah, ngabisin jatah cuti, baru gajian ... Hehehe. Kombinasi ampuh yang bikin kantor makin sepi.
Jarum jam aja keliatan bener malesnya. Perjalanan jam dari angka 9 ke 12, lueeelllleeeeettttt banget!!! Sumpah! 10 menit menjelang jam 12, aku ngajak temenku ... Aki buat turun dengan dalih klasik.
"Ki, turun yuk. Ntar lagi liftnya penuh sama orang taiwan loh".
Ternyata ampuh jo!!! Aki kontan bediri sambil nyamber dompet dan handphone. Eh, ralat ... Nyamber handphone dan dompet. Secara, hari gene ... Handphone rasanya jauh lebih primer daripada dompet. Ya toch? Hehehhe.
Di depan lift.... (Kalo minjem istilah si nDut....), "Tuhan Maha Adil, mas!" ...., kita ketemu sama pak Babeh.
"Mo makan dimana lu? Gak mau ngajak gue makan bareng yah?!", yang artinyaaaaa .... "Elu berdua kudu makan bareng gue ...".
Hehehe. Ndak masalah sih ... Lha wong kita juga belum tau mau makan dimana.
Walhasil, kita turun bareng dan pergi makan di Samudra Benhill. Hehehe. Alias makan ikan goreng (dahsyat buanget!!!) Di restoran Pagi Sore. Uennaaaakkkk tenan. Makan dahsyat diiringi alunan lagu kroncong live.
Closing the noon session, kita ngupi di DB ... Strong one! Mayan dah ... Abis kena ikan goreng plus sambel segeto ... Ganjelan cafein cukup nabok buat bikin mata melek. Haha.
The rest of the day ... Oke oke aja. Meeting dahsyat took place smoothly. Tapi PR rentetannya yang very challenging.
Sesaat sebelum jam 5, my old buddy give me a call. Minggu lalu memang kita udah sempet ngobrolan untuk wisata kuliner sore di sputaran Benhill. Waktu itu dahsyat banget karena terbelah jarak ribuan kilometer ... Yang satu di Surabaya yang lain di Jerman, yg diomongin mie Aceh yang lokasinya di Benhill. Hahaha. Kontan nyebut 4 tempat kan?
Eniwei, akhirnya kita ketemu jam 6.15pm. He text me,"Big bro, aku di DB yah".
After that, kita jalan menuju TKP sambil ngobrol yg ringan dan lucu. Pak JeKa aku ajak menempuh the shortest route, nembus pasar Benhil. Gak lama kemudian, kita udah duduk manis di resto masakan eksotis itu. 2 Mie Aceh Special Udang ... Plus 2 the Tarik yg versinya "lebih dahsyat" menurut pak JeKa ketimbang yg ada di negri penyandera Manohara. Haha. Sejatinya Teh Tarik .... Dari NAD!!!
Tekstur mie gak kerasa lagi ...yg kerasa adalah gamparan rempah super dahsyat, udang seger yg ukurannya mantafff dan acar bawang merah yg sumber badai Katrina di saluran pencernaan. Hahha. Sambil ngobrol yg ringan ringan (bukan ngobrolin kerupuk yah - red), kita menyelesaikan hidangan yg kaya "rempah" Aceh itu.
Tanpo taraso ... Kuliak kapalo takalupak dengan sukses ... Keringet membanjiri kepala, muka dan leher!!! Mantap jo!!!
Dengan sedikit mangap mangap, diseruputlah Es Teh Tarik .... Ccceeeesssss .... Bagai siraman air surgawi! Haha. Emang pas banget dah. Over taste rempah Aceh yg "nampol" ditenanhkeun dengan aroma dan rasa teh campur susyu. Nahh .... Ini baru enaaakkk. Sekarang giliran ngobrol2nya.
Salah satu topik bahasan yang menarik untuk melengkapi anjangsana ini adalah seputer temen-temen kita sendiri. Bukan dalam format gosip. Sumpah bukan. Tapi diskusi untuk memperkaya khasanah pertemanan kita di masa yang akan datang.
Intisari diskusi adalah ... No matter how good we are to other, kadang masih salah langkah juga. Nyoba untuk selalu jadi orang baek aja, masih ada yang gak suka sama kita. Apalagi jadi orang congkak bin culas. Abisss karcisss dah.
Nah, pak JeKa yang sangat stabil inipun ternyata sempet agak gemes. Mungkin menjelang marah. Mmmmm, gak heran sih. Karena walau oom kucluk si subyek permbicaraan ini gak berbuat sesuatu keaiban ke pak JeKa, tapi yang dilakukennya ke temen kita yang lain emang patut bikin kita ngelus dada. Lha wong temen sendiri. Mana udah direken bes pren je. Kok malah menggunting dalam liburan ... Kok ya tega teganya.
Nah, di perjalanan pulang yang panjang .. Aku refleksi diri dan hati. Apa yang aku akan lakuken ...seandeinya (amit amit jabang bogel) aku yang jadi kurbannya. Walah, ternyata dalam pikiranku yang mencoba menghadapi hidup dengan legowo ini, tersimpan sejuta ato bahkan semilyar skenario zadddiiizzzzz. Gergaji pake chainsaw tumpul, masak pake minyak mendidih, senggol pake buldozer, lepas di kandang banteng edhan, cemplungin di kolam belut listrik, kirim hantunya pendekar mabok yang gak kena alkohol udah 3 minggu dan berbagei kekejaman lainnya. Adrenalinku kontan berontak: leher menegang, dahi kisut ... Dadaku nyut nyutan .... Tiba tiba ... Pak supir K56 ngerem dengan dahsyatnya. Ccccciiiiiiiiitttttttt !!!!!! Tapi gak nganti Gubrakkk. Padahal muka orang2 kaya nunggu buny penutup itu. Hehehe. (Bukti kalo orang pulang kerja dengan berbagai latar belakang pun masih bisa sadis toh! Hehehe).
Pikiranku yang tadinya lagi berandai2 dengan skenario filem suspense kacangan kontan buyar dengan benjolnya jidatku karena dengan mesra mencium dinding pemisah antara ruang fenumfang dengan kabin sufir.
Mata setengah nanar langsung menjelajah arah depan mobil angkutan ini.
"Mana si pangkal bencana ini .... Jiangkrik!!!"
"Aniaya!!! Siksa!!! Rajam!!!"
Aku sebenernya sambil nunggu reaksi oom supir untuk menggelontorkan kata kata pujian nan tak senonoh ke mobil tinggi gede TOY*** Fortu*** yg mendadak sontak keluar dari kompleks perumahan dengan gagah perkasanya.
Lha ... Paijo salah ni ye!!! Ternyata bang Luhut yg tangannya segede pohon kelapa itu cuman ketawa kecil dan ngucap,
"Kasian yah ... Mobilnya keren gitu tapi gak punya sopan santun. Pak - Bu (ngomong ke arah penumpang), maaf yah kalo saya barusan ngerem mendadak"
Mak ccceeeeesssssssss .... Muka sesama penumpang yang udah siap nerkam mangsa kontan dingin dan kalem.
"Iya bang ... Gapapa kok. Yang waras ngalah aja yah"
Hehehe ... Itulah makian paling kasar yang akhirnya keluar.
"Marah-marah juga gak bakal bikin benjolmu kempes, kan Jo?"demikian kumentar Wise Jo yg duduk di pojok bijaksana hatiku ....
Hehehe ... Akhirnya aku berkeputusan untuk senyum sendiri ... Sambil menghayati elmu sakti dari kalimat tadi "sing waras ngalah".
Frase 3 kata yang kalo kita resepin dan pikirin ...bener-bener kuat messagenya. Fight fire with fire ..mungkinnnnn ada kalanya bener. Tapi, kilang minyak terbakar yang dipadamin pake dinamit ato bahan peledak apapun jenis itu ...tetep aja bikin kerusakan yang recoverynya gak sebentar kan?
Lha kalo kita ngomong perasaan ....apa gak lebih kompleks lagi. Secara gitu ya bo ....orang tuh tendensinya forgive but never ever ever will forget. Jadi back to square one.
1. Kalo toh kita ini udah mencoba sekeras kerasnya untuk selalu jadi orang baik ... Masih juga ada yang bisa kesel sama kita.
2. Sing waras ngalah. Kalo ada 2 pihak yang (awalnya) berdiskusi trus jadi berseteru ...dgn seru dan kadang kala saru (hehehe)... Bisa dipastiken, pihak yang akan memenangken per-eyel-eyelan itu adalah pihak yang mencoba paling dulu untuk jadi orang waras.... Alias sehat .... Alias tenang .... Alias logis bin objektip. Yang kekeuh mengumbar nafsuh lan emosih bisa dipastiken akan jadi pihak yang am-siong. Lha gimana ...lagi gak emosi aja ngomong masih bisa salah. Apalagi kalo abis2an sedang dilanda emosi. Dimana sudut logis di otak lagi tersungkur dijajah perasaan dan ego.
3. Once we hurt someone's feeling ...rasanya sih impossible yah, bahwa orang yang perasaannya kita lukai itu bener bener bener bener bisa melupakan apa yang pernah kita lakukan. Jadi make sure ....pick your words wisely. For it may be your last.
Nah...selesailah perjalanan Paijo hari ini. Setelah menjelajah puluhan kilometer pergi pulang, melotot di depan komputer ber-jam-jam, menandaskan 2 cangkir kopi warung dan sekian porsi makanan plas plus cemal cemil.... Refleksi perjalanan hari ini kembali membawa dan mengingatkan untuk selalu mencoba legowo dengan apapun yang kita hadapi di dunia ini.
Jojo Paijo melaporkan untuk Book of Jo.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT